watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

ISTRIKU DAN IBUNYA

Peristiwa yang kualami ini memang sulit
dipercaya, tetapi itu memang benar terjadi. Aku
menikah dengan istriku dalam usia yang relatif
masih cukup muda. Aku berumur 24 tahun dan
istriku 21 tahun. Setahun kami telah menikah
ketika aku baru selesai di wisuda. Dalam usia
yang masih muda kami masing-masing
mempunyai keinginan sex yang cukup tinggi.
Istri cukup mampu mengimbangi birahiku yang
selalu menggebu-gebu. Hampir setiap malam
kami selalu “ bertempur”.
Pertempuran itu selalu berlangsung sampai 3
babak, sehingga kami kelelahan dan tidur pulas
setelah itu. Kami sepakat untuk tidak buru-buru
mempunyai anak, agar bebas bermain kapan
saja tanpa ada gangguan. Sebagai keluarga
muda aku mewarisi perusahaan orang tua istriku
yang cukup besar, sehingga dari segi keuangan
aku tidak pernah bingung. Meski kami memiliki
rumah yang merupakan hadiah perkawinan,
tetapi kami memilih tinggal di apartemen di
tengah kota, agar dekat dengan kantorku.
Kehidupan privat kami mulai agak terganggu
ketika mertua perempuanku memutuskan ikut
tinggal bersama kami, setelah suaminya
meninggal. Rumahnya dikontrakkan seperti juga
rumahku. Dia beralasan ingin membantu urusan
rumah tangga kami. Maklum kami berdua sibuk.
Aku seharian bekerja sedang istriku sibuk
dengan urusan kampusnya. Kami tidak memiliki
pembantu, sehingga semua urusan rumah
tangga biasanya diselesaikan kami berdua.
Sejak ada mertuaku, dia banyak membantu
membereskan urusan rumah tangga. Mulai dari
membuat masakan sampai mencuci baju dan
membersihkan rumah.Ibu Mertuaku umurnya
sekitar 38 tahun, terlihat masih cantik, putih
seperti juga istriku. Hanya seperti umumnya
wanita setengah umur bodynya agak subur,
tetapi masih termasuk proporsional. Kulit
mukanya masih kencang, teteknya tegak
menantang dan yang sering menarik
perhatianku, bokongnya membulat besar dan
menonjol.
Pada awalnya aku kurang memperhatikan daya
tarik sex mertuaku. Namun lama-kalamaan aku
jadi sering melirik dia, karena jika mengenakan
pakaian rumah, dia tidak pernah mengenakan BH
sehingga selain teteknya bergerak mengajun-
ayun jika berjalan, puting susunya juga jelas
tercetak di balik bahan kaus yang dia kenakan.
Istriku termasuk anak manja dan “anak mami”.
Aku bisa maklum karena dia memang anak
tunggal. Banyak hal dia selalu meminta
pertimbangan maminya ketimbang meminta
saran dariku.
Setelah 3 bulan kami tinggal bersama “mami”,
aku mulai merasakan bahwa mami istriku
termasuk perempuan yang bertipe menggoda.
Dia sering keluar kamar mandi dengan hanya
menutup bagian bawahnya dengan handuk dan
bagian atasnya hanya ditutup oleh BH yang
kelihatannya kekecilan. Sering dengan pakaian
seperti itu dia menyibukkan diri di dapur
menyelesaikan masakan, atau mencuci piring.
Yang lebih parahnya kadang-kadang dalam
keadaan begitu ikut pula ngobrol bersama kami
di ruang keluarga sambil menonton TV. Istri
tidak pernah protes. Mungkin mereka dulu di
rumahnya memang gaya hidupnya begitu. Aku
tidak banyak tahu, karena aku mengenal istriku
melalui proses singkat, yakni 3 bulan langsung
maju ke pelaminan.
Terbawa oleh suasana ibunya, istriku jadi ikut-
ikutan. Jika mulanya dia melenggang dengan
santai hanya dengan mengenakan celana dalam
dan BH di seputar rumah, akhirnya dia malah
hanya mengenakan celana dalam saja dan
membiarkan susunya yang kenyal bergerak
leluasa. Ketika kutanya kenapa dia melakukan itu,
katanya dia merasa lebih leluasa dengan gaya
begitu. Dan baru ku ketahui bahwa di keluarga
istriku cara berpakaian di rumah dulu memang
begitu.
Mereka memang cukup lama tinggal di Eropa.
Istriku sejak SD sampai lulus SMA tinggal di luar
negeri. Maklum karena Ayahnya orang Jerman.
Ibunya dari Sulawesi Utara. Pembaca pasti
membayangkan bahwa istriku cantik. Memang
betul, dia cantik dan dari keluarga kaya. Aku
memang ketiban durian runtuh, dapat istri
cantik, kaya dan mewariskan harta berlimpah
kepadaku.
Aku mulai ikut menyesuaikan gaya hidup
setengah telanjang di rumah. Aku
memberanikan diri hanya bercawat saja di
rumah. Ibu mertuaku kelihatan biasa saja
melihatku hanya bercawat. Padahal di
keluargaku. Jika aku hanya mengenakan singlet
tanpa baju luar sudah ditegur. Di keluargaku,
pantang sekali makan di meja makan tanpa
memakai baju atas. Sekarang aku makan bertiga
di meja makan dengan hanya bercawat saja.
Setelah sekitar seminggu aku terbiasa bercawat
di rumah, Ibu mertuaku bergerak makin maju.
Dia bersikap lebih maju lagi, dengan
membiarkan dadanya terbuka tanpa BH. Aku
sempat gugup pada awalnya karena mana
mungkin aku terus-terusan menghindar tidak
melihat tetek besar mertuaku. Tapi jika pun aku
menatap ke dadanya dia tampaknya tidak peduli.
Istriku juga kelihatannya tidak mempedulikan aku
jika kebetulan kepergok aku memandangi tetek
maminya yang bergoyang-goyang ketika
berjalan.
Kalau kami berkumpul bertiga di ruang keluarga
sambil menonton siaran TV, sering aku dibuat
rikuh oleh tingkah polah istriku. Dia mencumbui
aku, sampai menghisap penisku di depan
ibunya.Anehnya mami santai saja melihat
percumbuan kami. Dia tidak mengomentari dan
juga tidak malu-malu melihat apa saja yang
dilakukan istriku. Aku sebetulnya agak jengah
dengan situasi seperti itu, tetapi ini adalah
pengalaman baru. Apalagi aku dalam situasi
birahi tinggi, sehingga otakku jadi agak kurang
waras. Jika situasi sudah semakin hot, mami
menyarankan kami berdua masuk kamar. Tanpa
malu-malu istriku menyeret tanganku masuk ke
kamar.
Aku tidak ingat ketika dalam keadaan sangat
terangsang di seret masuk oleh istriku, apakah
pintu kamar sudah tertutup atau belum karena
istriku langsung mendorongku telentang di
tempat tidur.Aku baru terkejut ketika mami
berkacak pinggang di pintu melihat kami
melakukan persetubuhan. Pada saat ditonton
mami, Istri sedang berada diatasku menggenjot
sambil melenguh-lenguh. Aku sebetulnya
terganggu konsentrasiku melihat mami
menonton. Tapi istriku tidak perduli. “
Gerakannya jangan gitu meis” kata mami kepada
istriku.
Mami mengomentari gerakan istriku. Dia
mendekat dan memegangi pinggul istriku. Dia
menjadi pengarah gerak. Mami mengajari agar
pinggul istriku bergerak memutar dengan
gerakan konstan. Istriku diajari berkali-kali tidak
juga paham, dan dia bingung dengan gerakan
itu. Mami berkali-kali pula mengoreksi gerakan
dari istriku. Kuakui gerakan arahan mami itu jika
dilakukan secara benar oleh istriku memberi rasa
nikmat yang luar biasa. Penisku seperti dipelintir-
pelintir. Tapi dia berkali-kali salah karena bingung.
Entah karena terangsang atau karena geram
mengajari anaknya tidak melakukannya secara
benar, istriku di suruh minggir. Eh dia manut
saja. Yang membuatku terbengong-bengong.
Mami sudah telanjang naik ke tempat tidur
langsung duduk di atas penisku dan
ditancapkannya penisku di lubang vaginanya
yang sudah licin. Mami langsung melakukan
gerakan memutar. Rasa nikmatnya memang
luar biasa. Aku jadi lupa diri dan tanganku
otomatis meremas-remas kedua susu besar
yang tersaji di depanku. Aku sebetulnya ingin
bertahan, tetapi kepiawaian mami mengolah
gerak membuatku jebol.
Tanpa aba-aba kulepas tembakan sperma ke
dalam memek mami. Dia terus memeras
penisku sampai akhirnya penisku melemas dan
keluar dengan sendirinya dari lubang vagina
mami.
“Yaaaa mami kok dihabisin sendiri, aku tadi kan
sedang nanggung, “ kata istriku komplain.
Mami berusaha menenangkan anaknya dalam
bahasa campuran Indonesia dan Jerman. Dia
mengajari anaknya untuk bisa membangunkan
penis dengan waktu relafit singkat. Tanpa rasa
jijik dan malu. Mami langsung mengulum
penisku dengan gaya menyeruput kuah sup.
Olahan lidahnya di sekitar kepala penisku dan
suara menyeruput membuat aku jadi bergairah.
Mami merangsang melalui hampir semua
indraku. Mataku terpaku melihat belahan memek
mami yang terpampang di depan mataku. Dia
mengatur posisi nunging membelakangiku.
Melalui pendengaranku ikut merangsang karena
mendengar seruputan mulut mami di penisku,
Saraf perabaku merasa terpacu merasakan leher
penisku di tekan-tekan oleh ujung lidah mami,
dan yang lebih memukau lagi memeknya mami
digoser-goserkan di mulutku yang sedang
menganga keheranan.
Tidak sampai 10 menit penisku sudah tegak
mengeras. Mami lalu bangkit dan memberi
kesempatan kepada istriku untuk melanjutkan
permainan. Istriku mulai mahir melakukan
gerakan memutar. Mungkin gerakan itu
membuat dirinya terasa maksimal merasa
nikmat sehingga dalam waktu relatif singkat dia
sudah mengerang mencapai orgasmenya. Aku
tidak memberi waktu istirahat terlalu lama. Posisi
segera aku balik dengan menelentangkan dirinya
dan aku langsung menikam memeknya dengan
penisku yang sudah mengeras sempurnya. Aku
mengenal betul posisi yang disukai istriku,
sehingga aku menggenjotnya terus pada posisi
yang disukai itu. Pada posisi MOT istriku sampai
mendapat 3 orgasme yang jaraknya dekat-dekat.
Mungkin karena lama-lama memeknya terasa
ngilu akibat aku genjot terus walau dia orgasme.
Dia minta aku menyudahi permainan. Padahal
aku masih jauh dari finish.
“Sudah-sudah kasihan dia kecapaian,” kata
mami.
Aku terpaksa berhenti dan mencabut kontolku
yang sedang garang. Mami mendorong
badanku sehingga aku jatuh telentang. Belum
sempat aku menyadari situasi yang akan terjadi.
Mami sudah berada diatas penisku dan dia
langsung menyarangkan senjataku ke
vaginanya. Mami langsung bergerak aktif dengan
pusaran mautnya. Kali ini aku berusaha bertahan
untuk tidak cepat jebol. Mami makin
bersemangat dan akhirnya dia pun mencapai
orgasme dan ambruk di dadaku.
Karena masih ada kemampuan aku
membalikkan posisi dan mami aku tindih dan
langsung menggenjotnya. Aku terus berusaha
mencari posisi yang dirasa mami maksimal
rangsangannya. Setelah kutemukan posisi itu
dengan tanda erangan-erangan mami aku
menggenjotnya terus. Mami mencapai lagi
orgasmenya dan dia berusaha menghentikan
gerakanku dengan memeluk tubuhku erat-erat
sehingga aku sukar bergerak. Aku merasa
sekujur penisku dipijat-pijat oleh dinding vagina
mami.
Saat pelukannya merenggang aku kembali
memacunya. Harus kuakui bahwa vagina mami
masih cukup ketat mencengkeram batang
penisku. Dia mempunyai teknik yang bagus
mengolah lubang vaginanya sehingga
mengesankan bahwa lubangnya
mencengkeram. Aku merasa penisku terus
menerus seperti dipijat-pijat oleh dinding
vaginanya. Aku hanya mampu memberi mami
satu puncak lagi yang datangnya bersama-sama
dengan puncakku. Aku mengerang bersamaan
dengan mami dan melepas spermaku dengan
menghunjam penisku sedalam-dalamnya ke
memeknya.
Mami kuakui sangat jagoan menservice laki-laki.
Meski aku senang dan bahagia, tetapi dalam
hatiku masih bertanya, kenapa istriku memberi
kesempatan maminya menikmati kontolku. Dia
malah tidak terkesan sama sekali cemburu, atau
kecewa. Dia tetap menyanyangiku . Buktinya
selesai aku menggenjot maminya aku
dipeluknya erat-erat sampai kami tertidur.
Paginya ketika aku bangun, kudapati kami tidur
bertiga dalam keadaan bugil di dalam selimut. Air
maniku berceceran dimana-mana mengotori
sprei dan selimut. Kubangunkan istriku, dan
mertuaku juga ikut bangun. Kami bangkit bertiga
dan bergandengan kami menuju kamar mandi.
Bertiga kami mandi telanjang saling menyabuni
dan saling mengeringkan badan dengan handuk.
Setelah itu kami tidak lagi mengenakan pakaian
sarapan pagi dan terus sepanjang hari
bertelanjang di rumah.
Istri tidak segan-segan mengentotiku di ruang
keluarga di depan maminya. Tapi yang lebih
aneh istri membiarkan maminya ketika mami
ingin menyetubuhiku.Prakteknya aku seperti
mempunyai dua istri yang bisa kugarap dalam
satu ranjang kapan pun waktunya. Dua istri satu
ranjang sudah kedengarannya aneh, yang
kualami lebih aneh lagi karena dua perempuan
itu adalah anak dan ibu.
Aku sempat khawatir, spermaku membuahi
rahim mami. Istriku menjelaskan bahwa ibunya
telah disteril, jadi tidak bisa dibuahi lagi.Anak dan
ibu mempunyai nafsu sex yang luar biasa dan
kadang-kadang agak aneh juga. Anehnya istriku
sering menyuruh mami merangsangku, ketika
aku sedang asyik menikmati tayangan sepak
bola di tengah malam. Aku sebenarnya ingin
menolak karena semula lebih menginginkan
konsentrasi menonton pertandingan, tetapi, aku
tak kuasa menahan rangsangan mami, sehingga
konsentrasiku ke TV buyar.


Adult | GO HOME | Exit
1/2334
U-ON

inc Powered by Xtgem.com